Polisi Lacak Akun 'Tiduri Aku' di Facebook


Modus para ABG pelaku prostitusi, memasang foto di facebook dan transaksi via chatting.
VIVAnews - Prostitusi bukan barang baru. Salah satu profesi tertua di dunia ini terus bertahan hingga kini. Bedanya, modusnya lebih canggih, memanfaatkan kecanggihan teknologi. Transaksinya pun kini online.

Kepolisian menguak kasus prostitusi remaja anak baru gede (ABG) di Surabaya, Jawa Timur. Para remaja tanggung menjual diri lewat laman jejaring sosial, Facebook.

Modusnya, para ABG ini memasang foto di Facebook. Pengguna seks kemudian menghubungi mereka melalui fasilitas chatting.

Sumber VIVAnews di Polwiltabes Surabaya mengungkapkan, prostitusi melalui Facebook bisa ditemukan lewat sebuah akun bernama 'Tiduri Aku'. Modusnya, kata sumber, berawal dari chatting, si pemilik akun akan memberikan nomor telepon genggamnya.

"Diantaranya ada nomor HP 08995 902XXX. Setelah saya hubungi ada suara wanita yang kemudian menyebutkan harga. Termasuk postur tubuh dan warna kulit 'sang penawar' yang dikehendaki. Bener, itu memang ada," kata sumber.

Polisi pun pernah menyaru sebagai calon 'pembeli' melalui akun tersebut. Diceritakan dia, dalam chatting yang pernah dilakukan, muncul penawaran Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.

Jika harganya cocok, pertemuannya bisa diatur, sesuai kesepakatan.

Namun, peminat harus lebih dulu menyetor uang ke sebuah rekening yang dikirim dalam obrolan chatting. "Sepertinya, itu sebuah syarat utama," pungkas sumber tersebut.

Penelusuran VIVAnews, ada dua akun 'Tiduri Aku' di Facebook. Salah satunya, memasang foto seorang wanita, diduga ABG, dengan pose menggoda.

Belum ada konfirmasi polisi, apakah ini akun yang dimaksud. Namun, dialog dalam akun ini mengarah ke perbincangan berbau sensual.


****

Selain pelaku tunggal, ada juga ABG yang beroperasi melalui perantara. Kepolisian Surabaya mencokok dua mucikari yang memperdagangkan para ABG ini, yakni Afif (21) warga dukuh Kupang Timur, Surabaya, dan Endri Margarini alias Fey (20) warga Bungur Asri, Surabaya.

Afif (21) mengaku awalnya sekedar iseng sebelum benar-benar tercebur dalam bisnis prostitusi.

"Awalnya hanya iseng, karena sering chatting dengan teman saya [Endri Margini alias Fey], dan saat itulah terjalin kerjasama," ujar Afif kepada VIVAnews, Senin 1 Februari 2010.

Keduanya sepakat membagi peran. "Saya cari pembeli, si Fey cari 'ayam' [wanita]."

Soal pembagian untung pun diatur bersama, Fey mendapatkan komisi yang seimbang dengan kualitas gadis ABG yang disediakan.

"Setelah itu kami sama-sama sepakat untuk memasang foto wanita itu di facebook," ujar Afif.

Jika ada order dari lelaki hidung belang, Afif mengaku segera menghubungi Fey dan minta disediakan wanita yang sesuai dengan foto yang tercantum dalam facebook.

ABG pesanan siap diantar ke pemesan, dengan syarat uang sudah ditransfer. "Harganya beragam, mulai dari Rp 400 ribu sampai Rp 2 juta rupiah," kata Afif.

Wanita-wanita yang disediakan pun adalah para mahasiwa disekitar kampus Surabaya dan sejumlah siswa SMA dan sekolah pariwisata.

Modus berbeda diungkap Sekretaris Jenderal Komnas Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait. Kata dia, perdagangan anak maupun remaja lewat dunia maya adalah modus lama.

Ada juga yang melalui penipuan. "Modusnya, awalnya pelaku menjadi teman chatting, korban ditipu dan dirayu, hingga akhirnya mau bertemu dan melakukan hubungan seks dengan pelaku," jelas Aris.

Ketika melakukan hubungan itu, korban difoto. "Korban lalu diminta melayani orang lain, jika tak mau, diancam foto-fotonya akan disebar. Ini murni kriminal dan melibatkan jaringan," lanjut Aris.

Laporan: Tudji Martudji| Surabaya

• VIVAnews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...