Lahar Dingin Merapi Tumbangkan Pepohonan


VIVAnews -- Tak hanya awan panas 'wedhus gembel', penduduk lereng Merapi juga menghadapi ancaman yang tak kalah berbahaya, lahar dingin.

Siang ini, lahar dingin dari puncak Merapi mengalir deras ke Kali Boyong, kenaikan level air sampai setinggi 40 centimeter. Gemuruh air terdengar sangat keras, warnanya cokelat, campuran pasir dan lumpur.

Derasnya air menggerus rumput dan tanaman di pinggir sungai.

Seorang warga, Hartono mengatakan, pepohonan kecil sampai sedang di pinggir sungai bertumbangan dan terbawa air.

Endapan pasir menumpuk di tepi sungai. "Kemarin, arus air membawa batu-batu dan batang-batang pohon," kata dia, Kamis 4 November 2010.

Untuk menghindari kejadian tak diinginkan, sejumlah petugas kepolisian menjaga jalan dan jembatan di Pulowatu, Pakem. Apalagi, warga berdatangan untuk menonton aliran lahar dingin.

Melalui pengeras suara, petugas memperingatkan warga agar menjauh.

Aliran lahar dingin terjadi sejak Rabu sore kemarin. Saat itu, lahar dingin mengalir dari puncak Merapi ke Kali Gendol.

Warga yang tinggal di 200-300 meter dari sisi Sungai Gendol diminta segera mengungsi.

Sejak Rabu sore, kawasan rawan bencana Merapi diperluas dari 10 kilometer menjadi 15 kilometer.

Imbauan ini dikeluarkan karena awan panas sudah muntah dari Merapi hampir sekitar empat jam lamanya. Ini merupakan luncuran terlama sejak letusan pertama yang merenggut sekitar 39 orang pada 26 Oktober 2010.

Kini luncuran awan panas bahkan bertambah sampai 12 kilometer.

(Laporan: Fajar Sodiq| Yogyakarta, umi)

Baca juga
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...