lahar dingin mertapi menjadi berkah


Lahar dingin nan pekat bercampur reruntuhan batang pohon sejak Rabu (3/11) mengalir di Kali Kuning, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kemunculan lahar tersebut merupakan dampak dari hujan deras yang mengguyur puncak dan lereng Merapi. Lahar dingin tersebut membawa material sampah pepohonan yang tumbang dihantam awan panas dan menumpuk di Jembatan Kali Kuning. Dikhawatirkan jika jumlahnya kian banyak bisa membuat tanggul jembatan jebol.

Aliran lahar dingin ini justru menjadi tontotan warga kendati kawasan tersebut masuk daerah rawan bencana, karena hanya berjarak delapan kilometer dari puncak Merapi [baca: Lahar Dingin Menjadi Tontonan Warga].

Di Desa Grogolan, Ngemplak, Sleman, lahar dingin tidak saja mengaliri sungai tapi juga meluap ke jalan raya dan pemukiman penduduk. Bahkan lahan sawah mereka
juga terendam pasir padahal baru saja ditanami padi. Warga terpaksa membuat galian agar air yang bercampur pasir dan lahar dingin tidak menggenang di pemukiman.

Anehnya, luapan lahar dingin tersebut justru membawa berkah bagi sebagian warga. Sebab tak perlu bersusah payah menggali di sungai, mereka mampu mengumpulkan pasir dari endapan di sepanjang jalan, sawah, atau halaman rumah. Kualitas pasir Merapi dikenal sangat bagus.

Sementara itu di Desa Umbul Martani, Sleman, sisa-sisa lahar dingin yang mulai mengering menutup lahan pertanian dan pekarangan rumah warga. Hal ini disebabkan, Rabu (3/11) malam, tanggul Kali Kuning yang melintas daerah mereka jebol. Alhasil, lahar dingin pun menerjang perkebunan dan pemukiman.(BJK/YUS)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...